Aplikasi Game Pada Smartphone


 Pertikaian mengenai Flash antara Apple dan Adobe tampaknya masih akan berlanjut. Di satu sisi, Apple bersikeras untuk tidak memberi izin kepada Flash dan teknologi lain yang serupa untuk dapat digunakan di platform bergerak milik mereka, baik itu iPhone, iPod touch, maupun iPad.

Di lain sisi, Adobe merasa bahwa Flash adalah komponen penting pada teknologi web dan harus dapat digunakan di semua platform. Sudah tiga tahun sejak Apple meluncurkan iPhone namun sampai sekarang pun Adobe masih belum dapat mengembangkan Flash yang bisa berfungsi stabil dan hemat daya pada platform bergerak, baik itu iPhone OS, Android, ataupun Windows Mobile. Fungsi ini juga lumpuh pada browser perangkat bergerak populer, Opera. Namun belakangan, Adobe berhasil menunjukkan prototipe Flash yang dapat dijalankan di Nexus One dan tablet Android. Sayangnya, kemampuan Flash di kedua perangkat itu tetap tidak stabil dan malah mematikan browser yang sedang dijalankan.

Sebelum diluncurkannya iPad pada 30 April, Apple memperbarui dokumen perjanjian pengembang software iPhone OS dengan menambahkan klausul 3.3.1. Klausul ini melarang penggunaan software yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi.

Surat Steve Jobs
Menanggapi berbagai rumor berbagai pihak mengenai Flash dan Apple yang kian simpang siur, Steve Jobs memaparkan alasan-alasannya di situs Apple, mengapa Flash tidak diperkenankannya pada produk mereka. Ia menyatakan bahwa pada awalnya Apple dan Adobe memang 'teman dekat' dan bekerja sama dalam banyak hal, namun lama kelamaan kedua perusahaan tersebut makin bertolak belakang, akibat beda kepentingan. Meski demikian, sekitar setengah pelanggan Adobe, masih setia menggunakan Mac meski Apple dan Adobe sudah tidak lagi semesra dulu.

Steve Jobs kemudian menjelaskan perbedaan persepsi yang dimiliki oleh publik mengenai pernyataan Adobe beberapa hari sebelumnya mengenai perbedaan sistem yang dianut kedua pihak. Menurutnya, apa yang dituduhkan Adobe bahwa Apple merupakan sistem tertutup tidaklah benar. Jobs malah balik menuduh bahwa Flash-lah yang menerapkan teknologi tertutup. Ini didasarkan pada fakta bahwa Adobe-lah yang mengendalikan seluruh perkembangan Flash. Meskipun perangkat lunak ini tersedia untuk umum dan dapat digunakan oleh siapa saja.




Tapi, Jobs pun mengakui soal ketertutupan iPhone OS dan aplikasinya dalam hal penggunaan teknologi web, Tapi bukan berarti Apple tak mendukung usaha standar terbuka secara penuh. Untuk mendukung ide tersebut, Apple mengimplementasikan HTML5, CSS dan JavaScript yang umum digunakan. Ketiganya akan dioptimalkan untuk meramban pada perangkat bergerak, karena ketiganya lebih menghemat daya. Menurut Jobs, Flash menguras baterai jauh lebih cepat pada perangkat bergerak. Padahal, daya tahan baterai merupakan salah satu faktor terpenting yang patut diperhitungkan pada perangkat bergerak.

Shantanu Narayen membalas keesokan harinya dengan mengatakan bahwa pengubahan klausul tersebut oleh Apple tidak ada hubungannya dengan teknologi namun lebih terkait soal bisnis. Tidak lama kemudian, Adobe melaporkan Apple kepada Komisi Perdagangan Federal atas dasar gerakan anti kompetitif.

Sejak tahun 2008, banyak yang yang berkomentar bahwa Apple menutup platform iPhone untuk kepentingan bisnis. Tidak kompatibelnya Flash pada iPhone, membuat banyak game Flash di web tidak dapat dimainkan karena iPhone tidak mengenalinya. Sebagai gantinya, Apple menyediakan App Store, toko yang kini memiliki sekitar 200 ribu aplikasi dan game baik gratis maupun berbayar.

Jika bisnis adalah alasan Apple untuk menutup akses terhadap teknologi semacam Flash, tentu Apple akan mati-matian mempromosikan aplikasi di App Store dan mendorong pengembang untuk menaikkan harga aplikasi dan game mereka. Pada kenyataannya, komisi 30% dari setiap penjualan aplikasi yang dijual di App Store, Apple hanya membukukan pemasukan yang tidak jauh dari batas balik modal tiap kuartalnya.

Platform Baru
Apple kini memiliki platform baru yang sama sekali berbeda dengan platform yang pernah ada sebelumnya. Dengan platform ini, Apple merasa memiliki wewenang untuk mengatur apa yang boleh dan tidak boleh ada di dalamnya demi kelangsungan platform itu sendiri. Apple menyadari bahwa jika sejak awal mereka bergantung kepada pihak ketiga untuk pengembangan, maka seterusnya mereka akan tergantung.

Dengan mengunci platform pada masa awal ini, mereka akan jauh lebih leluasa menentukan arah yang mereka inginkan untuk iPhone OS dengan cara yang mereka tetapkan. Perkembangan OS X sempat terhambat karena bergantung pada CodeWarrior dan Freescale (dulu Metrowerks) milik Microsoft dan Adobe untuk mengembangkan software Mac mereka.

Jika Flash, Microsoft Silverlight, atau teknologi tertutup lain menjadi dominan di platform iPhone OS, Apple akan kehilangan kendali atas arah dan pengembangan platform yang mereka miliki. Ketergantungan kepada pihak ketiga ini akan mengikat Apple dan memperlambat kemajuan atau perubahan yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan platform mereka. Apa yang Adobe maupun Microsoft inginkan pastinya berbeda dengan apa yang Apple inginkan.

Adobe ingin Flash menjadi lingkungan software yang ada di setiap platform baik itu iPhone OS, Symbian, Mac OS X, Windows, Android maupun Chrome OS. Microsoft pun menginginkan hal yang sama dengan Silverlight. Jika itu terjadi, Flash dan Silverlight akan mendominasi media baru di atas platform. Sehingga pengembang akan terkekang dengan membuat aplikasi berdasarkan standar kedua teknologi tersebut. Bukan menurut spesifikasi, kemampuan, dan keunggulan perangkat yang tersedia dari masing-masing pemilik platform.(Macworld/roc)